Rabu, 23 Februari 2011

Kajian Pustaka
a. Pengertian Kemampuan
"Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan" (Alwi, 1999:623). Demikian juga Kridalaksana (1995:95) menyatakan "Kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar, terencana dan bertujuan, sehingga memiliki kecakapan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan".
Sedangkan menurut Chaplin (1997:34) kemampuan mengandung pengertian kecakapan, ketangkasan, bakat dan kesanggupan yang merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. Secara psikologi, kemampuan itu terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (EQ) (Chaplin, 1997 : 36). Dalam hal ini siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata maka dia akan terampil mengerjakan soal-soal yang diberikan dan akan mempunyai nilai hasil belajar yang memuaskan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Kamampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan mendeskripsikan nilai-nilai sosial dalam cerita dongeng.
b. Pengertian Mendeskripsikan
Deskripsi adalah karangan yang berisikan pengalaman suatu yang dilihat, dirasa, didengar, dialami dan sebagainya (Depdiknas, 2004:12). Sedangkan menurut Sugito (1996:76) deskripsi adalah karangan yang dibuat untuk mengambarkan suatu hal dengan sejelas-jelasnya. Sedangkan bila di tinjau dari segi struktural mendeskripsikan adalah penggambaran konstituen-konstituen ujaran dan hubungannya dari sudut semantik, sintaksis, dan fonologi, kaidahnya terletak di sebelah kiri kaidah transformasi (Depdiknas, 24 :13)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan adalah pemaparan atau penggambaran tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaaan setelah yang mendeskripsikan melihat atau merasakan secara langsung. Mendeskripsikan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai sosial dalam cerita dongeng.
c. Pengetahuan Nilai Sosial
Menurut Woods (dalam Widja, 2002:7) nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai sosial merupakan landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong dan mengarahkan individu agar berbuat sesuai norma yang berlaku (Widja, 2002:12). Nilai sosial mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan.
Suparto (dalam Widja, 2002:12) mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
Masih menurut Suparto (dalam Widja, 2002:17) ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut :
1) Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
2) Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
3) Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
4) Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5) Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
6) Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial
7) Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
8) Cenderung berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan pendapat di atas apat dikatakan bahwa nilai sosial merupakan kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai sosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting. Nilai sosial dalam penelitian ini adalah nilai sosial yang terkandung dalam dongeng.
Bila orang membicarakan nilai sosial seseorang atau suatu masyarakat maka yang dibicarakan ialah kebiasaan, tingkah laku atau perbuatan orang tersebut ataukelompok masyarakai itu. Dengan sosialisasi dimaksudkan usaha menyampaikan ajaran-ajaran sosial itu, sehingga aturan-aturan, tingkah laku dan perbuatan yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat dihayati dan dilestarikan oleh anggota masyarakat angatan penerusnya. Maka hal-hal yang dianut dan dijadikan aturan tingkah laku itu dinamakan nilai-nilai sosial.
Menurut Suparto (dalam Widja, 2002:26), nilai-nilai sosial itu terbagi menjadi delapan hubungan yang saling berkaitan yaitu :
1) Hubungan manusia dengan Tuhan berwujud agama/kepercayaan
2) Hubungan manusia dengan manusia berwujud sosial
3) Hubungan manusia dengan rasa aman berwujud pertahanan dan keamanan/ hankam
4) Hubungan manusia dengan cita-cita berwujud ideologi
5) Hubungan manusia dengan kekuatan/kekuasaan berwujud Politik
6) Hubungan manusia dengan keindahan/seni berwujud kesenian
7) Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan berwujud ekonomi
8) Hubungan manusia dengan pemanfaatan sumber daya berwujud ilmu pengetahuan dan teknologi/iptek
d. Pengertian Dongeng
Dongeng adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi kesusastraan suatu kebudayaan yang disebarkan dan turun–temurun secara lisan atau mulut kemulut. Menurut Bascom (dalam Danandjaja 2002:50 ) dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar–benar terjadi oleh yang empunya cerita dan tidak terikat oleh waktu. Hal ini berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Danandjaja (2002:83) mengenai defenisi dongeng. Dongeng sebagai cerita prosa rakyat yang tak dianggap benar–benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk memberikan hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau bahkan sindiran.
Berdasarkan pendapat di atas pengertian dongeng adalah salah satu bagian cerita rakyat (folktale) yang sebagai cerita pengantar tidur, karena isi ceritanya memberikan beberapa pelajaran moral (akhlak). Dongeng merupakan suatu cerita yang sifatnya fiksi belaka, biasanya digunakan untuk menyenangkan (menghibur) bagi yang mendengarkannya meskipun sering didalamnya terkandung unsur-unsur petuah pula.
e. Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin (2009:143) model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah salah satu modelpembelajaran yang menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif, didalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Masing-masing kelompok beranggotakan empat sampai lima orang siswa mewakili seluruh bagian dalam kelas, sehingga dalam satu kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, serta suatu bentuk pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 5 komponen utama yaitu :

1) Presentasi kelas
Materi dalam STAD diawali dengan presentasi kelas dan ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada STAD. Dengan cara ini para siswa menyadari bahwa mereka harus memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena sangat membantu mereka saat mengerjakan kuis. Skor kuis menentukan skor tim mereka.
2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan semua anggota agar benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah mempersiapkan anggota supaya bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan yang diberikan.
3) Kuis
Setelah satu atau dua periode guru memberikan presentasi kelas dan praktek tim, siswa mengerjakan kuis individual. Pada saat mengerjakan kuis, siswa tidak diperbolehkan bekerja sama sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
4) Skor kemajuan individual
Yaitu perbandingan antara hasil tes awal dan tes akhir siswa. Skor awal yang dimaksudkan adalah skor bahasa Indonesia paling akhir yang dimiliki siswa dalam konsep materi sebelumnya. Sedangkan skor akhir adalah skor tes bahasa Indonesia yang diberikan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD). Dengan membandingkan kedua skor tersebut maka di peroleh skor kemajuan masing-masing siswa.
5) Penghargaan tim.
Tim mendapatkan penghargaan apabila rata-rata skor kemajuan individual mencapai kriteria tertentu. Adapun predikat yang akan diberikan yaitu predikat kelompok super (superteam), kelompok hebat (greatteam) dan kelompok baik (goodteam).
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif Student Teams-Achievement Division (STAD) menurut Fatimah (2008:26) adalah sebagai berikut :
a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen.
b) Guru menyajikan materi pembelajaran.
c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk membaca cerita dongeng yang telah diberikan dan menentukan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam cerita. Anggota yang mengerti menjelaskan kepada yang lainnya sampai semuanya pada kelompok itu mengerti.
d) Guru memberi kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh bekerja sama.
e) Guru memberi evaluasi.
f) Kesimpulan (penutup).
Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :
1) Kelebihan :
a) Melatih siswa bekerjasama dengan baik.
b) Siswa lebih mampu mendengar, menerima, mengerti dan menghormati orang lain.
c) Siswa menerima pengalaman belajar dari orang lain.
d) Siswa mampu mengembangkan potensi individual yang kreatif, aktif, bertanggung jawab, serta berusaha untuk mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
e) Seluruh siswa menjadi lebih siap untuk belajar.
2) Kekurangan :
a) Anggota kelompok mengalami kesulitan.
b) Membedakan siswa.